P2TM Warnai Kemeriahan Imlek 2025 dengan Parade Kebaya Peranakan

P2TM Warnai Kemeriahan Imlek 2025 dengan Parade Kebaya Peranakan

Redaksi
Sabtu, 08 Februari 2025

LINTASMAKASSAR.COM, MAKASSAR – Perayaan Imlek 2025 di Makassar berlangsung meriah dan penuh warna. Ribuan warga antusias menyaksikan berbagai rangkaian acara, mulai dari Parade Budaya Kebaya Peranakan oleh Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM), peresmian Jalan Ho Eng Djie, hingga atraksi Barongsai yang menambah semarak suasana. Kemeriahan ini menjadi bukti kuatnya keberagaman budaya yang terjalin erat di Kota Daeng.

Sabtu (8/2/2025), suasana di Jalan Sulawesi berubah menjadi pusat perayaan budaya. Ratusan wanita P2TM mengenakan kebaya peranakan dengan sentuhan kain tradisional, berjalan anggun dalam parade yang memancarkan pesona warisan leluhur. Musik khas Tionghoa dan lantunan lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan mengiringi langkah mereka, menciptakan pemandangan yang menghipnotis warga yang hadir.

Kejutan besar datang saat Wali Kota Makassar, Ir. H. Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto, meresmikan perubahan nama Jalan Jampea menjadi Jalan Ho Eng Djie. Ho Eng Djie adalah sosok bersejarah, tokoh yang diangkat dalam film Ati Raja dan dikenal karena kontribusinya dalam seni dan budaya di Makassar. Perubahan nama jalan ini disambut dengan haru, terutama oleh komunitas Tionghoa yang menganggapnya sebagai bentuk penghormatan atas kiprah leluhur mereka.

Wali Kota Makassar, Ir. H. Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto, mengatakan, perayaan Cap Go Meh bukan sekadar ajang berkumpul, melainkan momentum penting untuk memperkuat solidaritas, menampilkan kekayaan budaya, serta menggali makna mendalam bagi masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Danny Pomanto juga mengangkat sosok Ho Eng Djie, seorang maestro perfilman yang namanya telah diusulkan sebagai nama jalan oleh masyarakat dan disahkan oleh DPRD sejak tahun 2006, jauh sebelum ia menjabat. Ho Eng Djie dikenal melalui karyanya yang monumental, salah satunya Ati Raja, sebuah film yang berhasil meraih penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI). Prestasi ini bukanlah hal yang mudah dicapai dan menjadi bukti kontribusinya yang luar biasa dalam dunia perfilman. Danny Pomanto menegaskan bahwa pencapaian Ho Eng Djie merupakan bagian penting dari sejarah perfilman Indonesia dan layak mendapat apresiasi sebagai inspirasi bagi dunia seni, khususnya di Makassar.

Ditempat yang sama, Ir. Arwan Tjahjadi, Ketua Umum P2TM dan inisiator DPRD Makassar 1999-2024/2004-2009 menilai, pergantian nama jalan ini lebih dari sekadar perubahan administratif. 

“Ini adalah pengakuan atas sejarah dan keberagaman budaya kita. Semoga generasi muda semakin mengenal dan menghargai warisan leluhur,” tambah Arwan, Produser film Ati Raja.

Setelah peresmian, perayaan berlanjut di Tanjung Bunga, keluarga besar P2TM dari berbagai latar belakang berkumpul menikmati hidangan khas Lontong Cap Go Meh, yang dipercaya membawa keberuntungan.

Sebagai puncak acara, langit Makassar dihiasi pesta kembang api spektakuler, menandai awal tahun baru dengan harapan dan kebahagiaan. Imlek 2025 bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan keberagaman yang terus terjaga, menjadikan Makassar sebagai kota yang kaya akan budaya dan persatuan. (*Rz)